BREBES, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menetapkan status tanggap darurat selama dua pekan untuk penanganan bencana tanah longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, yang terjadi Kamis pukul 08.00. Jatuhnya korban tambahan diantisipasi karena longsor susulan diprediksi masih bisa terjadi.
Hingga Kamis malam, tercatat 5 korban tewas dan 16 orang lainnya masih dicari di titik longsor yang terletak sekitar 37 kilometer dari pusat kota Brebes ke arah selatan. Evakuasi dihentikan pukul 16.30 karena hujan deras dan adanya ancaman longsor susulan.
Dari data yang dihimpun perangkat desa, 5 korban tewas adalah Karsini (66), Casto (40), Wati (80), Radem (59), dan Kiswan alias Tewol (45). Sebanyak 16 warga lainnya hilang hingga semalam. Data ini berdasarkan laporan keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga.
Ahli longsor dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Faisal Fathani, mengatakan, longsor di Brebes ini kemungkinan karena akumulasi air hujan yang menyebabkan tanah jenuh. Jadi, meski saat longsor tidak hujan, tanah yang sudah jenuh air akibat hujan sebelumnya menjadi sangat rentan longsor.
Berdasarkan pantauan, selain di kawasan Gunung Lio, Desa Pasir Panjang, terdapat dua titik longsor lain di Jalan Bandungsari-Salem yang merupakan jalan provinsi, antara lain di Desa Sindangheula, Kecamatan Banjarharjo. Dari lebar jalan 6 meter, longsor menyebabkan jalan putus separuhnya sehingga yang bisa dilewati hanya 3 meter.
Desa Sindangheula merupakan desa paling selatan di Kecamatan Banjarharjo yang berbatasan langsung dengan Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem. Puncak Gunung Lio, yang merupakan tempat wisata, merupakan titik perbatasan di antara dua wilayah tersebut. Kemarin, sejak pukul 15.00 hingga malam, daerah tersebut masih diguyur hujan deras.
No comments:
Post a Comment