WASHINGTON, KAMIS — Amerika Serikat terlihat melunak terkait rencana penerapan tarif impor baja dan aluminium. Presiden AS Donald Trump berjanji, Kamis (8/3), untuk bersikap sangat fleksibel dan mau bekerja sama dengan ”teman-teman sejati” AS.
Trump diperkirakan akan menandatangani pernyataan yang memberlakukan tarif 25 persen bagi impor baja dan 10 persen bagi impor aluminium, Jumat waktu setempat. Melalui akun Twitter-nya, Trump menulis, dirinya menantikan pertemuan pukul 15.30 atau 03.30 Jumat WIB.
Pelunakan sikap AS terjadi setelah muncul reaksi keras dari dalam dan luar negeri. Di dalam negeri, reaksi keras ditunjukkan Gary Cohn. Penasihat Ekonomi Presiden AS itu mengundurkan diri karena tidak setuju terhadap kebijakan Trump soal tarif impor itu. Pengunduran diri Cohn memicu kejatuhan indeks bursa-bursa di AS.
Di luar AS, Uni Eropa (UE) menyatakan siap membalas dengan memberlakukan tarif pada produk-produk impor dari wilayah-wilayah konstituen Trump dan pendukungnya di AS.
Di Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia memiliki posisi tawar cukup kuat jika ada kebijakan AS yang mengganggu perdagangan dengan Indonesia. ”Kalau (kebijakan tarif bea masuk impor) diperluas, katakanlah ke sawit, tentu kita harus bereaksi. Sebaliknya, kita bisa pindahkan impor kedelai, gandum, (pesawat) Boeing (dari AS ke negara lain),” tuturnya.
Saat ini Indonesia juga masih bersengketa dengan AS, terkait penerapan bea masuk anti-subsidi dan rencana penerapan bea masuk anti-dumping pada sejumlah produsen biodiesel Indonesia.
No comments:
Post a Comment